Kamis kemaren saya nonton wawancaranya Sri Plecit di
Djendelo Coffee. Mereka mengisi acara interview oleh radio online KANALTIGAPULUH
di acara Kanal Gembira Lokal, sesi live interview gitu untuk band-band lokal.
Wawancara ini memang gembira dan lokal. Apalagi kesembilan anggota mereka
kocaknya merata. Berkali-kali ucapan “Wooo… meleng!” disahutkan ketika obrolan
mulai gak fokus.
Setelah siap-siap dan ceksound dari jam 19.00, band ska ini
mulai open-mike pukul 20.15 dipandu DJ Mie Instan (yang adalah Ogi) dan DJ
Mukti (yang adalah Rendenk). Wawancaranya masih seputar album yang barusan
mereka rilis kemaren di acara Fortunitely. Album baru mereka ini, Boon Safari,
menurutku cukup unik karena masing-masing anggotanya menulis satu lagu baru. Total
ada sembilan lagu baru plus dua lagu favorit dari EP yang telah terlebih dahulu
dirilis. Hebat banget yaa… satu orang nulis satu lagu men! Berarti setiap
anggota di band ini serius semuanya yaa…
Di tambah lagi, pacakagingnya cukup unik karena ada pop up
tenda sirkusnya. Menurutku tema visualnya mungkin percampuran antara sirkus,
kebun binatang, dan pasar malam.
Pemberian judul album ini juga unik. Walau gak diterangin
asal dan akar bahasanya, si vokalis cowok, Grameh, menjelaskan arti Boon Safari
per-sukukatanya. Boon, menurutnya, artinya adalah berkat, rahmat, hidayah,
pokoknya segalanya yang baik. Sa dari kata Safari artinya perjalanan. Far
artinya panjang. Sedangkan Ri artinya gembira. “Jadi Boon Safari artinya
perjalanan yang panjang, gembira, dan baik atau penuh berkah.”katanya
menyimpulkan dengan dramatis sehingga para anggota band lainnya juga terlihat
agak takjub.
Tentang personelnya yang banyak: dua vokalis, dua pemain
gitar, seorang pemain bass, seorang drummer, seorang keyboardis, dan dua orang
di departemen brass; malah menguntungkan mereka dalam masalah pendanaan
latihan. “Kalo personelnya cuma TIGA kan mahal ya urunannyaaa…”kata Wipti
sambil ngedip-ngedip mentel ke saya. Oke Wip.
“Tapi kalo pas manggung yang bayaran ya agak pait ya mas,
satu orang dapetnya dikit.”kata Grameh sendu. Tapi menurutnya masalah pendanaan
itu tidak terlalu masalah dalam proses produksi dan rilis album. “Yang ga bisa
ditawar itu masalah waktu.” katanya.
Sebelum jeda interview, mereka sempat memainkan sebuah lagu
yang lucu banget berjudul ‘Selamat Pagi, Matahari’. Ceritanya tentang guru yang
sabar mendidik para murid yang beling-beling. Selain itu mereka juga memainkan lagu mendayu yang
judulnya saya lupa, pokoknya tentang dua orang pacaran yang saling setia.
Errrr…
Saya suka banget loh sama
suaranya Wipti! Aku ngefans sama kak Wipti! Secara keseluruhan, mereka juga
bermain rapi dan keren. Attitude mereka tuh ceria, gak ribet, tapi tetep bagus.
Malam itu Sri Plecit juga bagi-bagi CD untuk mereka yang
ngetwit dan mention twitter @sriplecit dan @KANALTIGAPULUH dengan sangat unik.
Di antara berbagai twit yang dibacakan, ada twit yang bertanya “Untuk manggung di
luar kota, fee-nya berapa ya?”
Grameh menjawabnya dengan seru: “Untuk main di luar kota ga
usah kuatir. Silakan temen-temen (panitia event) menafkahi orang miskin di
sekitar situ sebesar satu juta rupiah. Kami akan langsung berangkat.”
Sepertinya band ini memang baik hati dan dermawan. Saat acara
release kemaren mereka membuka booth khusus untuk mengkopi lagu-lagu baru
mereka. Jadi mereka senang kalau ada yang beli CD, tapi mereka tetap dengan
senang hati mengakomodasi teman-teman yang gemar mengkoleksi mp3. Di web baru
mereka juga ada akses download untuk lima lagu terbaru mereka. “Sekarang baru
5. Tapi beberapa bulan lagi rencananya mau kita sediakan semua lagunya, lengkap
di sana.”katanya.
Tentang pesta release album yang sukses kemaren, mereka
memperkirakan ada 3000 ribu-an orang yang memenuhi Gedung Purna Budaya. Ketigaribu
orang yang datang dari berbagai kota itu masuk gratis dengan membawa
invitation. Katanya mereka menggratiskan acara itu sebagai dedikasi dan
apresiasi untuk teman-teman yang selalu mendukung Sri Plecit. Band-band yang
diundang kemaren juga adalah teman-teman mereka yang selalu mendukung sejak
dulu.
“Tentang fans? Ada nama khusus ga untuk mereka?” muncullah
pertanyaan yang selalu bikin GR sekaligus bikin pekewuh setiap band.
Mereka menanggapinya dengan tertawa, dan menampik bahwa
mereka merasa punya fans. “Kita… gak ada yang namanya Sri Plecit cabang
Imogiri, Wonosari, Pleciterz… hahaha.. Semuanya adalah teman-teman Sri Plecit.”
Tapi kemudian terlontarlah sebuah istilah KETAPEL yang adalah “KELUARGA SATWA
SRI PLECIT!” hahaha… opo toh…
Mereka mengaku sering nongkrong di daerah Mandala Krida dan
setiap kali nongkrong harus selalu mendengarkan lagu Ya Mustofa oleh Warkop!
“Kalo belum ada lagu itu berarti belum ngumpul!” katanya. Kemudian di jeda wawancara, Komang, yang menjadi produser di program kali ini, memutarkan lagu legendaris tersebut.
Di penghujung interview, mereka mengungkapkan bahwa harapan
kedepannya mereka tetap masih bisa ngeband bareng lagi. “Kami semua udah di
semester akhir. Semoga kita masih tetep di Jogja terus, masih tetep bisa
benbenan.”katanya.
“Lalu, pesan-pesan terakhir?”
“Mumpung masih hidup, cintailah tanaman, udara, lingkungan,
biar cucu-cucu kita bisa tetap menikmatinya!”
Interview pun diakhiri dengan penampilan live mereka “Datanglah
Kemari” yang mengajak kita untuk menyanyi bersama kala hati sedang susah.
foto-foto oleh Randy Surya Mukti
terimakasih Sri Plecit dan KANALTIGAPULUH :))
DJ Mie Instan menggunakan kaos Sri Plecit |
Komang di belakang layar |
DJ Mie Instan AKA Ogi |
Sri Plecit |
enjoy! |
terimakasih Sri Plecit dan KANALTIGAPULUH :))
Tidak ada komentar:
Posting Komentar