Jumat, 22 Maret 2013

Lokal dan Gembira bersama Sri Plecit, live di KANALTIGAPULUH online radio, Djendelo Coffee kamis 21 maret 2013



Kamis kemaren saya nonton wawancaranya Sri Plecit di Djendelo Coffee. Mereka mengisi acara interview oleh radio online KANALTIGAPULUH  di acara Kanal Gembira Lokal, sesi live interview gitu untuk band-band lokal. Wawancara ini memang gembira dan lokal. Apalagi kesembilan anggota mereka kocaknya merata. Berkali-kali ucapan “Wooo… meleng!” disahutkan ketika obrolan mulai gak fokus.
Setelah siap-siap dan ceksound dari jam 19.00, band ska ini mulai open-mike pukul 20.15 dipandu DJ Mie Instan (yang adalah Ogi) dan DJ Mukti (yang adalah Rendenk). Wawancaranya masih seputar album yang barusan mereka rilis kemaren di acara Fortunitely. Album baru mereka ini, Boon Safari, menurutku cukup unik karena masing-masing anggotanya menulis satu lagu baru. Total ada sembilan lagu baru plus dua lagu favorit dari EP yang telah terlebih dahulu dirilis. Hebat banget yaa… satu orang nulis satu lagu men! Berarti setiap anggota di band ini serius semuanya yaa…
Di tambah lagi, pacakagingnya cukup unik karena ada pop up tenda sirkusnya. Menurutku tema visualnya mungkin percampuran antara sirkus, kebun binatang, dan pasar malam.
Pemberian judul album ini juga unik. Walau gak diterangin asal dan akar bahasanya, si vokalis cowok, Grameh, menjelaskan arti Boon Safari per-sukukatanya. Boon, menurutnya, artinya adalah berkat, rahmat, hidayah, pokoknya segalanya yang baik. Sa dari kata Safari artinya perjalanan. Far artinya panjang. Sedangkan Ri artinya gembira. “Jadi Boon Safari artinya perjalanan yang panjang, gembira, dan baik atau penuh berkah.”katanya menyimpulkan dengan dramatis sehingga para anggota band lainnya juga terlihat agak takjub.
Tentang personelnya yang banyak: dua vokalis, dua pemain gitar, seorang pemain bass, seorang drummer, seorang keyboardis, dan dua orang di departemen brass; malah menguntungkan mereka dalam masalah pendanaan latihan. “Kalo personelnya cuma TIGA kan mahal ya urunannyaaa…”kata Wipti sambil ngedip-ngedip mentel ke saya. Oke Wip.
“Tapi kalo pas manggung yang bayaran ya agak pait ya mas, satu orang dapetnya dikit.”kata Grameh sendu. Tapi menurutnya masalah pendanaan itu tidak terlalu masalah dalam proses produksi dan rilis album. “Yang ga bisa ditawar itu masalah waktu.” katanya.
Sebelum jeda interview, mereka sempat memainkan sebuah lagu yang lucu banget berjudul ‘Selamat Pagi, Matahari’. Ceritanya tentang guru yang sabar mendidik para murid yang beling-beling. Selain itu  mereka juga memainkan lagu mendayu yang judulnya saya lupa, pokoknya tentang dua orang pacaran yang saling setia. Errrr…
 Saya suka banget loh sama suaranya Wipti! Aku ngefans sama kak Wipti! Secara keseluruhan, mereka juga bermain rapi dan keren. Attitude mereka tuh ceria, gak ribet, tapi tetep bagus.
Malam itu Sri Plecit juga bagi-bagi CD untuk mereka yang ngetwit dan mention twitter @sriplecit dan @KANALTIGAPULUH dengan sangat unik. Di antara berbagai twit yang dibacakan, ada twit yang bertanya “Untuk manggung di luar kota, fee-nya berapa ya?”
Grameh menjawabnya dengan seru: “Untuk main di luar kota ga usah kuatir. Silakan temen-temen (panitia event) menafkahi orang miskin di sekitar situ sebesar satu juta rupiah. Kami akan langsung berangkat.”
Sepertinya band ini memang baik hati dan dermawan. Saat acara release kemaren mereka membuka booth khusus untuk mengkopi lagu-lagu baru mereka. Jadi mereka senang kalau ada yang beli CD, tapi mereka tetap dengan senang hati mengakomodasi teman-teman yang gemar mengkoleksi mp3. Di web baru mereka juga ada akses download untuk lima lagu terbaru mereka. “Sekarang baru 5. Tapi beberapa bulan lagi rencananya mau kita sediakan semua lagunya, lengkap di sana.”katanya.
Tentang pesta release album yang sukses kemaren, mereka memperkirakan ada 3000 ribu-an orang yang memenuhi Gedung Purna Budaya. Ketigaribu orang yang datang dari berbagai kota itu masuk gratis dengan membawa invitation. Katanya mereka menggratiskan acara itu sebagai dedikasi dan apresiasi untuk teman-teman yang selalu mendukung Sri Plecit. Band-band yang diundang kemaren juga adalah teman-teman mereka yang selalu mendukung sejak dulu.
“Tentang fans? Ada nama khusus ga untuk mereka?” muncullah pertanyaan yang selalu bikin GR sekaligus bikin pekewuh setiap band.
Mereka menanggapinya dengan tertawa, dan menampik bahwa mereka merasa punya fans. “Kita… gak ada yang namanya Sri Plecit cabang Imogiri, Wonosari, Pleciterz… hahaha.. Semuanya adalah teman-teman Sri Plecit.” Tapi kemudian terlontarlah sebuah istilah KETAPEL yang adalah “KELUARGA SATWA SRI PLECIT!” hahaha… opo toh…
Mereka mengaku sering nongkrong di daerah Mandala Krida dan setiap kali nongkrong harus selalu mendengarkan lagu Ya Mustofa oleh Warkop! “Kalo belum ada lagu itu berarti belum ngumpul!” katanya. Kemudian di jeda wawancara, Komang, yang menjadi produser di program kali ini, memutarkan lagu legendaris tersebut.
Di penghujung interview, mereka mengungkapkan bahwa harapan kedepannya mereka tetap masih bisa ngeband bareng lagi. “Kami semua udah di semester akhir. Semoga kita masih tetep di Jogja terus, masih tetep bisa benbenan.”katanya.
“Lalu, pesan-pesan terakhir?”
“Mumpung masih hidup, cintailah tanaman, udara, lingkungan, biar cucu-cucu kita bisa tetap menikmatinya!”
Interview pun diakhiri dengan penampilan live mereka “Datanglah Kemari” yang mengajak kita untuk menyanyi bersama kala hati sedang susah.

DJ Mie Instan menggunakan kaos Sri Plecit
Komang di belakang layar
DJ Mie Instan AKA Ogi
Sri Plecit
enjoy!
 foto-foto oleh Randy Surya Mukti
terimakasih Sri Plecit dan KANALTIGAPULUH :))

Tidak ada komentar:

Posting Komentar