Linear Notes
Seahoarse Live at Appleseed
Gisela Swaragita
Pada suatu
siang yang bosan, saya pergi ke salon langganan untuk potong rambut seperti
Melody Prochet, penyanyi cantik pentolan band dream pop/psikadelik Perancis,
Melody’s Echo Chamber. Waktu itu saya sedang suka sekali dengan “Some Time
Alone, Alone” dari MEC, lagu yang kebetulan saya temukan di 8tracks di suatu
siang yang juga bosan. Saya sering bosan belakangan dan sering kepikiran,
“Gimana ya kalau saya bisa punya band di mana saya jadi vokalis dan nyanyiin kover
lagu-lagu kesukaan saya?”
Antri
potong rambut di salon itu lama sekali, bisa berjam-jam karena kapsternya sedikit
dan pelanggannya banyak.Saya duduk terpekur bersama mbak-mbak lainnya yang
antri untuk dipotong rambutnya atau dipijit badannya atau dipencetin komedonya.
Tiba-tiba ada salah satu mbak-mbak yang menyapa saya dengan hangat. Ternyata
dia Fransiska Ayu (Leftyfish, KOJ, BAC) yang juga antri potong rambut dalam
rangka quality time sama mamanya.
Lama tidak bertemu, kami jadi cipika cipiki dan ngobrol. Ayu bilang ada
temannya yang butuh pemain bass. Band itu bernama Fault Age dan mereka
terinfluens band indie rock Yuck. Karena saya suka Yuck dan sedang sangat
bosan, saya iyakan saja tawaran Ayu untuk membagi kontak dengan temannya itu.
Beberapa
hari kemudian, dengan rambut yang sudah jadi bob nungging panjang,saya bertemu
dengan Adit dan Rudi dari Fault Age untuk pertama kalinya di warung kopi
Jocmart. Saya sudah mendengarkan tiga lagu Fault Age dan saya nggak suka. Bagus,
rapi dan serius, tapi bukan musik yang ingin saya mainkan. Tapi Adit dan Rudi
bilang, mari kita ngejam dulu, pilihlah lagu yang pengen kamu kerjakandan
jadilah vokalisnya!Saat itulah saya merasakan the aha moment:mungkin ini dia jawaban dari semua kebosanan saya!
Akhirnya beberapa hari kemudian kami ngejam
memainkan lagu-lagu yang saya pilihkan dari Beach Fossils, Yuck, Seapony,
Deerhunter, dan tentu saja Melody’s Echo Chamber. Latihan pertama sangat
menyenangkan, dan kami memutuskan untuk terus! Beberapa hari kemudian saya
mengontak teman saya, Mahamboro, untuk main gitar menjadi tandem Rudi. Maham adalah
pemain piano dan klarinet yang sudah sering ikut orkestra
ke mana-mana, tapi juga suka main noise yang kasar pakai gitar dan suka musik
psikadelik. Awal tahun ini Maham dan saya bikin kover lagu “Kemarau, Bunda, dan
Iblis” dari Rabu untuk Mindblasting Netlabel. Pada suatu malam di bulan April
2015 kami berempat duduk di Jocmart untuk pertama kalinya. Lalu setelah
bercangkir-cangkir kopi dan berjam-jam membolak-balik segala kamus dan
referensi, kami memutuskan untuk bernama Seahoarse.
Tidak butuh
waktu lama buat kami berempat untuk menjadi akrab. Nongkrong nggak jelas
menjadi rutin dan teman-teman saya perlahan menjadi teman-teman mereka juga. Selain
sangat mudah untuk menjadi teman, Adit, Rudi, dan Maham adalah tiga musisi
dengan kemampuan yang sangat mumpuni. Saya jadi merasa aman mengajak mereka
mengeksplorasi aransemen dan malah saya sering terkejut dengan hasil
eksperimentasi yang mereka keluarkan. Mereka sangat terbuka dengan
referensi-referensi saya. Sangat senang akhirnya lagu-lagu favorit yang
biasanya hanya bisa saya nyanyikan di kamar mandi bisa saya mainkan bersama orang-orang
lain di studio beneran. Bersama Seahoarse saya juga jadi tahu susah gampangnya
bikin lagu, cara mengakali karakter vokal biar nggak busuk-busuk amat, dan yang
paling penting, belajar pede dengan karya sendiri. Sejak main musik di tahun
2007, baru pertama kali saya ngeband dengan orang-orang yang percaya dengan
haluan musikal yang saya arahkan, yang mau-maunya mainin lagu yang saya karang
sambil mewek di kamar. Bahwa saya percaya dengan bakat mereka, dan mereka
percaya dengan selera saya adalah hal yang penting yang membuat Seahoarse
berbunyi seperti ini.
Ketika
akhirnya kami main untuk pertama kalinya di Appleseed, 30 Mei 2015, kami
beruntung Horseriding Records menyediakan perekaman audio yang membuat kami
bisa merefleksi seperti apa sih musik kami sebenarnya kalau ditaruh di atas
panggung. Mendengarkannya lagi berempat di kamar tidur Maham yang sempit, kami mengukur
jarak dari titik kami sekarang ke apa yang ingin kami capai. Manggung buat kami
saat ini masih menjadi laboratorium eksperimen dan ruang latihan yang lain. Kami
masih belajar bernyanyi dengan satu sama lain, masih belajar mengakali groginya
ditonton, masih belajar supaya enak ditonton, masih belajar supaya bisa suka
dengan apa yang kami buat sendiri. Seahoarse yang terekam lewat lima lagu ini
adalah cikal bakal dari apa yang ingin kami capai nanti. Kami pikir Seahoarse
yang main di Appleseed itu masih purwarupa dari Seahoarse yang akan kalian
tonton di panggung-panggung berikutnya. Semoga kalian terpagut dengan purwarupa
ini, dan terus tertarik melihat akan menjadi apa Seahoarse nanti.
Seahoarse – loner noise pop whatever
Gisela
Swaragita – vokal, bass
Mahamboro
– gitar
Rudi
Yulianto – gitar
Aditya
Putra – drum
Twitter
@seahoarse_
Instagram
@seahoarse
Live at Appleseed:
1. Intro
– Agoraphobia (Deerhunter Cover)
2.
Across the Table
3. Sugar
Cave
4. So
Low (Seapony Cover)
5. Some
Time Alone, Alone (Melody’s Echo Chamber Cover)
Download via Ear Alert Records
http://earalertrecords.blogspot.co.id/2015/08/ear66-seahoarse-live-at-appleseed-2015.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar