Minggu, 25 Oktober 2015

Linear Notes - Seahoarse Live at Appleseed






Linear Notes
Seahoarse Live at Appleseed
Gisela Swaragita

Pada suatu siang yang bosan, saya pergi ke salon langganan untuk potong rambut seperti Melody Prochet, penyanyi cantik pentolan band dream pop/psikadelik Perancis, Melody’s Echo Chamber. Waktu itu saya sedang suka sekali dengan “Some Time Alone, Alone” dari MEC, lagu yang kebetulan saya temukan di 8tracks di suatu siang yang juga bosan. Saya sering bosan belakangan dan sering kepikiran, “Gimana ya kalau saya bisa punya band di mana saya jadi vokalis dan nyanyiin kover lagu-lagu kesukaan saya?”
Antri potong rambut di salon itu lama sekali, bisa berjam-jam karena kapsternya sedikit dan pelanggannya banyak.Saya duduk terpekur bersama mbak-mbak lainnya yang antri untuk dipotong rambutnya atau dipijit badannya atau dipencetin komedonya. Tiba-tiba ada salah satu mbak-mbak yang menyapa saya dengan hangat. Ternyata dia Fransiska Ayu (Leftyfish, KOJ, BAC) yang juga antri potong rambut dalam rangka quality time sama mamanya. Lama tidak bertemu, kami jadi cipika cipiki dan ngobrol. Ayu bilang ada temannya yang butuh pemain bass. Band itu bernama Fault Age dan mereka terinfluens band indie rock Yuck. Karena saya suka Yuck dan sedang sangat bosan, saya iyakan saja tawaran Ayu untuk membagi kontak dengan temannya itu.
Beberapa hari kemudian, dengan rambut yang sudah jadi bob nungging panjang,saya bertemu dengan Adit dan Rudi dari Fault Age untuk pertama kalinya di warung kopi Jocmart. Saya sudah mendengarkan tiga lagu Fault Age dan saya nggak suka. Bagus, rapi dan serius, tapi bukan musik yang ingin saya mainkan. Tapi Adit dan Rudi bilang, mari kita ngejam dulu, pilihlah lagu yang pengen kamu kerjakandan jadilah vokalisnya!Saat itulah saya merasakan the aha moment:mungkin ini dia jawaban dari semua kebosanan saya! Akhirnya beberapa hari kemudian kami ngejam memainkan lagu-lagu yang saya pilihkan dari Beach Fossils, Yuck, Seapony, Deerhunter, dan tentu saja Melody’s Echo Chamber. Latihan pertama sangat menyenangkan, dan kami memutuskan untuk terus! Beberapa hari kemudian saya mengontak teman saya, Mahamboro, untuk main gitar menjadi tandem Rudi. Maham adalah pemain piano dan klarinet yang sudah sering ikut orkestra ke mana-mana, tapi juga suka main noise yang kasar pakai gitar dan suka musik psikadelik. Awal tahun ini Maham dan saya bikin kover lagu “Kemarau, Bunda, dan Iblis” dari Rabu untuk Mindblasting Netlabel. Pada suatu malam di bulan April 2015 kami berempat duduk di Jocmart untuk pertama kalinya. Lalu setelah bercangkir-cangkir kopi dan berjam-jam membolak-balik segala kamus dan referensi, kami memutuskan untuk bernama Seahoarse.
Tidak butuh waktu lama buat kami berempat untuk menjadi akrab. Nongkrong nggak jelas menjadi rutin dan teman-teman saya perlahan menjadi teman-teman mereka juga. Selain sangat mudah untuk menjadi teman, Adit, Rudi, dan Maham adalah tiga musisi dengan kemampuan yang sangat mumpuni. Saya jadi merasa aman mengajak mereka mengeksplorasi aransemen dan malah saya sering terkejut dengan hasil eksperimentasi yang mereka keluarkan. Mereka sangat terbuka dengan referensi-referensi saya. Sangat senang akhirnya lagu-lagu favorit yang biasanya hanya bisa saya nyanyikan di kamar mandi bisa saya mainkan bersama orang-orang lain di studio beneran. Bersama Seahoarse saya juga jadi tahu susah gampangnya bikin lagu, cara mengakali karakter vokal biar nggak busuk-busuk amat, dan yang paling penting, belajar pede dengan karya sendiri. Sejak main musik di tahun 2007, baru pertama kali saya ngeband dengan orang-orang yang percaya dengan haluan musikal yang saya arahkan, yang mau-maunya mainin lagu yang saya karang sambil mewek di kamar. Bahwa saya percaya dengan bakat mereka, dan mereka percaya dengan selera saya adalah hal yang penting yang membuat Seahoarse berbunyi seperti ini.
Ketika akhirnya kami main untuk pertama kalinya di Appleseed, 30 Mei 2015, kami beruntung Horseriding Records menyediakan perekaman audio yang membuat kami bisa merefleksi seperti apa sih musik kami sebenarnya kalau ditaruh di atas panggung. Mendengarkannya lagi berempat di kamar tidur Maham yang sempit, kami mengukur jarak dari titik kami sekarang ke apa yang ingin kami capai. Manggung buat kami saat ini masih menjadi laboratorium eksperimen dan ruang latihan yang lain. Kami masih belajar bernyanyi dengan satu sama lain, masih belajar mengakali groginya ditonton, masih belajar supaya enak ditonton, masih belajar supaya bisa suka dengan apa yang kami buat sendiri. Seahoarse yang terekam lewat lima lagu ini adalah cikal bakal dari apa yang ingin kami capai nanti. Kami pikir Seahoarse yang main di Appleseed itu masih purwarupa dari Seahoarse yang akan kalian tonton di panggung-panggung berikutnya. Semoga kalian terpagut dengan purwarupa ini, dan terus tertarik melihat akan menjadi apa Seahoarse nanti.

Seahoarse – loner noise pop whatever
Gisela Swaragita – vokal, bass
Mahamboro – gitar
Rudi Yulianto – gitar
Aditya Putra – drum

Twitter @seahoarse_
Instagram @seahoarse

Live at Appleseed:
1. Intro – Agoraphobia (Deerhunter Cover)
2. Across the Table
3. Sugar Cave
4. So Low (Seapony Cover)
5. Some Time Alone, Alone (Melody’s Echo Chamber Cover)

Download via Ear Alert Records
http://earalertrecords.blogspot.co.id/2015/08/ear66-seahoarse-live-at-appleseed-2015.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar