Rabu, 21 Agustus 2013

APA SAJA #DEMIMETALLICA: FENOMENA KOMUNAL KETIKA MUSIK MENGGERAKKAN MASSA


Baru beberapa bulan yang lalu ungkapan “Demi Tuhan!” populer secara parodik di linimasa bangsa yang gemar membuat kata-kata menjadi trend ini. Setelah itu, “Demi…” dan “Demi apa?” menjadi template yang umum dipakai dalam obrolan sehari-hari. Maka pada saat band metal paling berpengaruh di dunia sudah memastikan akan mengadakan konser di Indonesia, “Demi Metallica” pun muncul di baris-baris kicauan metalhead tanah air. Wacana @/#DemiMetallica mencerminkan seberapa jauh seorang, atau bahkan sekelompok, penggemar mampu dan mau mengorbankan barang atau jasa demi bisa turut serta dalam pagelaran musik keras terakbar tahun ini.

Sejauh mana kamu bisa berkorban untuk menonton band legendaris yang sudah jadi sesembahan hidup? “Keris warisan Mbah,” kata Adityo Pratomo A.K.A @kotakmakan, penggemar berat Metallica dan admin akun @DemiMetallica.  Belum sebulan akun tersebut diaktifkan, Didit telah melihat banyak benda-benda tak terduga yang keluar-masuk akun iklan barisnya tersebut. Salah satunya adalah keris pusaka turun-temurun yang terpaksa masuk lelang supaya si cucu bisa dapat tempat di GBK untuk menyanyikan “Enter Sandman” dipimpin oleh James Hetfield sendiri.

Tidak ada intensi tertentu saat Didit membuat akun twitter yang berfungsi untuk memfasilitasi orang-orang yang mencari uang tambahan supaya bisa nonton Metallica di Jakarta, MInggu, 25 Agustus mendatang. “Saya bikin akun @DemiMetallica murni iseng-iseng saja. Saya baru menjual barang yang uangnya bisa saya gunakan buat nonton Metallica, dan kepikir kalau mungkin nggak cuma saya yang akan melakukan hal serupa. Terus secara impulsif bikin waktu saya lagi nunggu bagasi di bandara di Jogja. Eh, ternyata pas malamnya kok heboh banget. Jujur nggak nyangka sih.”ujarnya.

Akun tersebut hingga saat ini sudah difollow 1.800-an orang dan terus bertambah. Dengan presisi, akun ini mendefinisikan diri sebagai “Iklan baris buat para metalhead yang mau menjual barangnya demi nonton Metallica”. Lewat akun ini, Didit rajin me-retweet barang dan jasa yang dijual oleh orang-orang yang berpartisipasi dengan cara mention atau menyertakan tagar #DemiMetallica.

Didit mengurus akun tersebut sendiri, dibantu dengan aktif oleh beberapa teman-teman ternama dari komunitas metal. “Awalnya, begitu bikin akun ini, saya minta tolong ke @lowrobb (Robin Malau, ex-Puppen), @midiahn (Otong Koil) dan @aparatmati (Arian13 Seringai) untuk promosiin, dan mereka ngetwit satu kali buat mem-broadcast ke orang banyak tentang keberadaan akun ini. Selanjutnya saya sendiri sih yang ngurusin setiap hari.”ungkapnya. Menurutnya, mengurus akun yang memfasilitasi fenomena yang sedang berlangsung ini sangat menyenangkan karena ia bisa berinteraksi dengan orang-orang baru. Akun dan tagar Demi Metallica memang sudah menjadi lebih dari sekedar fasilitias jual-beli online, namun juga menjadi ruang interaksi antar penggemar metal di Indonesia.

Fenomena #DemiMetallica ini memang mencerminkan pergerakan komunal yang mencengangkan karena imbasnya bisa terlihat secara nasional. Metallica, yang diamini banyak orang sebagai band metal terbesar dan paling berpengaruh saat ini, punya jutaan penggemar fanatik yang tersebar di berbagai daerah di Nusantara. Secara demografi, komunitas metal juga terdiri dari berbagai rentang usia dan kondisi sosial ekonomi. Melihat keadaan ini, Didit berkesimpulan bahwa akan ada banyak sekali penggemar dari luar Jakarta, bahkan dari luar Jawa, yang mau melakukan apa pun untuk datang ke Jakarta untuk menonton Metallica. “…artinya mereka musti mencari biaya tiket dan akomodasi pulang pergi. Ini sih yang menurut saya bikin orang rela berjualan di #DemiMetallica, demi nutup ongkos tambahan tadi.”

Akomodasi pulang-pergi dari Jakarta ke kota asal yang jaraknya beragam di seluruh Indonesia itu bisa jadi lebih memberatkan dibanding harga tiketnya sendiri yang dibanderol Rp 400.000,00 sampai Rp 1.500.000,00. Menanggapi masalah itu, ternyata di akun iklan baris milik Didit berseliwerean jasa akomodasi dan transport untuk penonton konser dari luar Jakarta. “Urusan bergerak sebagai komunitas, menurut saya, metalhead memang susah ditandingi.”ujarnya.

Arian 13, salah satu tokoh metal paling dipandang di Indonesia, punya sekitar 44.000 pengikut di akun twitternya. Dengan jangkauan seluas itu di dunia maya, ia punya daya untuk mempopulerkan berbagai barang atau jasa yang ia anggap unik di @/#DemiMetallica. Ia juga dengan suka rela membuatkan artwork yang menjadi avatar akun @DemiMetallica. Intensi seperti apa yang membuat seorang vokalis Seringai berpartisipasi dalam kesibukan menyambut hajatan metal ini?

“Gue selalu gemes kalau ada seorang fan yang ragu menonton konser band/musisi favoritnya hanya karena tidak punya dana. Lalu kemudian sedih karena melewatkan kesempatan yang ada, dan menyesalinya.” ungkapnya. “Maksud gue, kalau memang niat, akan ada banyak cara untuk bisa berhasil menonton. Entah itu menabung lebih keras, kerja sampingan untuk mendapat uang ekstra, dan banyak lagi. Lewat #DemiMetallica, gue rasa adalah cara bagus untuk meng-encourage orang untuk berusaha mendapat dana tambahan agar dapat mendapatkan tiket untuk menonton. Entah itu menjual barang, atau mempromosikan karya/kerja sendiri, terserah.”

Sebagai fans berat, Arian 13 mengaku sangat terpengaruh dengan gaya vokal James Hetfield. “Gue besar dengan musik metal dan punk rock, dan Metallica adalah salah satu soundtrack hidup gue ketika tumbuh besar.” Seperti kebanyakan mereka yang berkecimpung di dunia musik populer saat ini, Arian mulai belajar main band saat SMP, dan “Seek and Destroy” adalah salah satu lagu pertama yang ia coba mainkan. Selain itu, empat album awal Metallica menobatkan band ini sebagai “dewa” untuknya. Bahkan dua puluh tahun yang lalu, Arian termasuk dalam korban kerusuhan konser di Lebak Bulus. “Gue termasuk crowd yang memiliki tiket tapi dipukuli dan diusir oleh aparat.” tuturnya. Walau demikian, tahun Arian menjadi salah satu anak metal Indonesia yang paling beruntung karena Seringai resmi didapuk untuk bermain sebagai pembuka di konser tersebut nanti. “20 tahun lalu gue gagal nonton konser Metallica, dikejar & dipukulin aparat padahal punya tiket. Thanks supportnya guys, we’ll do our best!”kicaunya pada kamis (22/8) pagi, H-3 pertunjukkan.

Arian hanyalah satu di antara jutaan anak yang mendengarkan Metallica sebagai pintu gerbang menuju suaka berupa musik keras. Karena begitu populer, lagu-lagu Metallica adalah bahan pokok yang dikulik anak-anak puber yang sedang belajar bermusik sampai mereka menemukan genre yang pas sebagai ruang berkarya. Karenanya, lagu-lagunya punya nilai kenangan tersendiri buat penikmat musik dari berbagai genre.

“Metallica adalah band metal mainstream,”kata Arian mengungkapkan pengamatannya. Dia memprediksi konser yang dilaksanakan akhir pekan ini akan penuh dengan pendengar musik dari berbagai aliran.  “Fans metal akan menonton, fans musik mainstream juga akan tertarik untuk menyaksikan mereka live. Fans benaran atau tidak, tidak tahu. Bisa saja fans musik yang hanya datang karena ingin tahu Metallica seperti apa, tapi setelah menonton menjadi fans beneran.”katanya.

Samack, seorang penggemar berat Metallica asal Malang punya prediksi yang kurang lebih sama, “Mulai dari gubernur sampai tukang sampah akan ada di sana!” katanya. “Pakaian hitam, sangar dan kurang wangi. Apalagi besok itu lebaran-nya metalhead se-Indonesia. Venue GBK dan moshpit Metallica akan dipenuhi dengan beragam dialek bahasa dari berbagai daerah. Saya sendiri tidak sabar untuk ketemu penonton dari Ende di moshpit Metallica nanti.”    

Dia percaya bahwa peta sosio-ekonomi penggemar Metallica terentang dari ekstrim tertinggi sampai ekstrim terendah dan terbentang dari Sabang sampai Merauke. “Bagusnya, mereka sekarang sadar kudu beli tiket. Mereka bukan golongan yang nekat datang ke venue dan mau menjebol pintu stadion.”katanya. Samack sendiri berhasil hadir dan menonton konser yang rusuh di Lebak Bulus tahun 1993. Penonton yang akan memenuhi GBK tahun ini, menurutnya, sudah sadar bahwa mereka harus punya sokongan dan perencanaan finansial yang mumpuni untuk berhasil menonton. “Satu-satunya cara untuk itu ya musti bekerja lebih keras, menabung atau menjual sesuatu. Kebetulan hal itu bisa difasilitasi dengan baik oleh penggiat sosial media dan #DemiMetallica.”ungkapnya.

Samack yang berkicau lewat akun @samacksamakk ini juga aktif berpartisipasi dalam gerakan @/#DemiMetallica ini. “Aku lihat ada gairah dan passion yang besar juga di dalamnya. Lagian aku juga ingin jualan karena butuh dana yang tidak sedikit untuk beli tiket dan akomodasi dari Malang ke Jakarta.” Tapi lucunya, dia malah sering kepincut barang-barang unik yang collectible di akun tersebut. Pasalnya ada banyak penikmat musik yang rela menjual murah koleksi rekaman dan memorabilia musik mereka demi mendapatkan uang saku tambahan untuk menonton aksi Lars Ulrich, Kirk Hammett, James Hetfield, dan Robert Trujillo. “Aku gagal, karena lebih banyak belanja daripada jual sesuatu via #DemiMetallica. Sialan tuh yang bikin akun dan hestek DemiMetallica, haha…”katanya. Namun demikian, menurutnya partisipasi mereka yang berpunya sebagai pembeli sangat besar. Samack menjelaskan dengan bersemangat bahwa konser Metallica ini wajib hukumnya untuk ditonton, dan semua penikmat metal harus ngotot mencari uang untuk berangkat. Jadi @/#DemiMetallica ini sudah seperti ruang subsidi silang antar mereka yang mengaku penggemar metal.

Dia sangat berapi-api saat menjelaskan seberapa ia mengidolakan Metallica. “Begini, aku dulu koleksi semua rilisan kasetnya, yang resmi maupun bootleg. Hapal semua liriknya. James Hetfield sudah seperti bapak yang akan saya yakini semua kalimatnya.”bebernya.

Samack yakin dia tidak sendiri dalam iman terhadap Metallica. Menurut pengamatannya, ada banyak temannya yang mengorbankan lebih dari sekedar materi demi bisa menonton band metal legendaris ini. “Bahkan sudah sampai pada tahap 'menjual' keyakinan dan harga diri. Baru kemarin ada satu temenku yang seumur-umur dia itu gak pernah mau difoto. Namun demi bisa nonton Metallica, dia rela ikut kuis online yang mengharuskan dia berfoto dengan produk sponsor. Akhirnya dia menang, dapet tiket gratis dan besok kami berangkat bareng ke Metallica.”ungkapnya. Bahkan, jika kita menyimak kuis bertagar #AndJustix4All, ada ribuan anak muda Indonesia yang rela mengerjai orangtua, sahabat, kekasih, dan orang-orang tersayang lainnya dengan ide-ide gila yang hampir tidak masuk akal demi mendapatkan tiket masuk GBK. Pengorbanan dan perjuangan demi menonton band idola menunjukkan betapa hebatnya musik menggerakkan wacana individu dan masyarakat. Yang menarik di sini adalah bagaimana pengguna jejaring sosial yang aktif di skena musik bisa membuat pusaran fenomena dengan menciptakan dan berpastisipasi di puluhan tagar, akun, kuis, dan pre-event untuk menyambut sebuah konser musik. “Ini bukan sekedar demi selembar tiket. Ini soal passion!”kata Samack.

Samack juga menggarisbawahi signifikansi Metallica di sini sebagai band metal berkasta tertinggi saat ini. “Fenomena seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya, hanya ada di konser Metallica. Bahkan pas konser Iron Maiden aja tidak sampai segila ini. Slayer pun, kalo mereka ke Indonesia, aku kira tidak akan sebesar ini juga fenomenanya.”

Event yang dipromotori oleh Blackrock Entertainment ini digadang-gadang menjadi event metal termegah yang digelar di Indonesia. Sudah lebih dari lima puluh ribu lembar tiket terjual, dan calon penonton masih bisa membeli lagi di dua puluh ticket box yang tersebar secara online maupun offline. Krisna Radhitya, presiden direktur Blackrock menyatakan bahwa Metallica akan tampil selama kurang lebih dua setengah jam dengan setlist berisi belasan hits yang tenar sejak awal mereka berdiri di tahun 1981. Selain itu tata panggung akan sangat spektakuler dengan LED screen ukuran besar plus dua tingkat panggung yang dirancang tim Metallica sendiri. (Gis)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar