Java Rockin’Land hari pertama sukses digelar pada Sabtu (22/6) di Pantai Karnaval, Ancol, Jakarta Utara. Walau harus bersaing dengan berbagai event di Jakarta dalam rangka ulang tahun kota ini yang ke 486, ribuan penonton tetap memadati kawasan venue dari sejak menjelang maghrib hingga lewat tengah malam.
Rangkaian acara dibuka oleh Xirus di Chevrolet Segarra stage pukul 16.15, hampir berbarengan dengan paket metal Gigantor di Propaganda Stage. Namun para metal heads sore itu seakan digiring menuju Rockin’land Stage tempat Siksa Kubur mengajak penggemarnya headband. Menjelang senja di Tebs Stage para penggemar blues menghabiskan matahari sambil menonton penampilan Gugun Blues Shelter. Kerumuman penonton cukup meriah menonton aksi trio itu terutama Jono, yang kali itu tampil aneh mengenakan kacamata pink ditambah popok bayi sebagai topi di kepala, serta Gugun yang stay cool dengan topi jeraminya. Ketika petang turun, Edane mengguncang Main Stage, panggung terbesar dari tujuh panggung yang didirikan Java Rockin’land. Sementara itu Karnatra di Chevrolet Stage, Morfem di Propaganda Stage, dan Paper Gangster di Camden Juice MVRCK stage asyik sendiri menghajar para penggemarnya dengan lagu-lagu mereka.
Pukul tujuh hingga delapan malam, penonton mulai memadati tiap panggung yang ditawarkan. Sebagian memadati Dome Stage, satu-satunya panggung indoor di festival ini, demi Sore yang tampil maksimal dan intens dengan lighting panggung yang mempesona. Sementara itu di Rockin’land Stage, band rock asal Belanda, Kensington, sukses “menjajah” telinga penonton Indonesia mereka yang baru. Ditonton oleh sekitar seratus orang saja di panggung yang sedemikian besar tidak membuat mereka ciut. Mereka mampu memainkan emosi penonton sehingga terjadi pertunjukkan yang menyenangkan. Misalnya ketika mereka memainkan “We Got to Let Go” yang upbeat, mereka meminta penonton jongkok di tanah lalu melompat bersama-sama pada hitungan keempat, bersamaan dengan meledaknya irama lagu. Maka ketika lagu mulai semuanya berjingkrakan dengan seru walau banyak di antara penonton yang mengaku belum pernah mengetahui Kensington sebelumnya. Penonton juga dibikin tertawa ketika personel-personel Kensington mengucapkan “Sip! Sip!” berkali-kali sebagai salah satu kata ajaib berbahasa Indonesia yang mereka pelajari. Kensington mengakhiri set mereka dengan lagu berjudul “Kilimanjaro”, meninggalkan panggung dengan puas setelah berujar “Thank you very much, you guys are beautiful,” kepada audiens yang juga puas menonton mereka.
Sementara itu This Sanctuary, kelompok female fronted pop rock dari Sidney Australia juga memperkenalkan lagu-lagu mereka di Chevrolet Stage. Di waktu yang sama Navicula menghajar Tebs Stage dengan lagu-lagu mereka yang bertema sosial dan beragendakan penyelamatan bumi. Setelah itu berturut-turut Buronan Mertua di Propaganda Stage dan 7 Deadly Sins di Camden Juice MVRCK Stage menghibur pendengarnya masing-masing. Efek Rumah Kaca bersama Pandai Besi juga menyihir para penggemarnya sendiri di Dome Stage.
Sementara itu keriuhan para pendengar musik cadas tidak terbendung lagi di Indosat Main Stage yang memanggungkan Suicidal Tendencies. Ribuan penonton otomatis tersedot ke muka panggung dan segalanya mulai pecah ketika Mike Muir dkk memainkan “You Can’t Bring Me Down”. Balon besar Indosat yang bergulir di antara penonton segera pecah berhamburan ketika mosh pit yang sangat besar terbentuk untuk tempat melompat-lompat bagi anak-anak muda dengan bandana di kepala. Area Main Stage saat itu menggelegar dengan sing-along “Freedumb”, “War Inside My Head”, “Cyco Vision” dan nomor-nomor mereka yang terkenal lainnya. Di akhir pertunjukkan, Mike Muir mengundang puluhan orang dari penonton untuk memanjat barikade dan naik ke panggung bersama mereka. Penampilan kelompok cross-over trash legendaries dari Amerika itu benar-benar raw dan lepas, memuaskan para penggemarnya malam itu.
Setelah Suicidal Tendencies, penonton berduyun-duyun menuju Rockin’land Stage demi dibuai Sixpence None the Richer. Leigh Nash, bukan lagi gadis belia dengan rambut bob, tampil mempesona dengan blus hijau dan rok panjang. Mereka memainkan beberapa belas lagu, termasuk hits mereka “Kiss Me” dan “There She Goes” yang mengingatkan para audiens pada kenangan-kenangan di tahun 90-an. Mereka juga memainkan lagu-lagu baru dari album “Lost in Transition”. Sayangnya dua lagu yang ditunggu-tunggu para penggemar Sixpence, “Breathe Your Name” dan “Don’t Dream It’s Over” tidak sempat dibawakan.
Sementara itu 88 Balaz dari Taiwan memainkan lagu-lagu mereka di Tebs Stage. Band rock dengan basis perempuan ini bermain dengan sangat apik, sayangnya yang menonton mereka hanya segelintir orang saja. Di waktu yang hampir bersamaan Jukebox, Besok Bubar, March, Hightime Rebellion, Gribs, dan Down For Life juga bermain untuk beberapa puluh orang penonton saja di Chevrolet Stage, Camden Juice MVRCK Stage, dan Propaganda Stage.
Pertunjukkan yang utama tetap menjadi milik Collective Soul di Main Stage. Pukul setengah dua belas malam band rock legendaris asal Amerika itu membuka pertunjukkan dengan “Tremble”. Dibantu permainan lighting yang luar biasa malam itu, Collective Soul menghibur ribuan penonton, baik yang berdiri dan berjingkrakan di depan stage juga yang duduk-duduk di rumput setelah kelelahan mondar-mandir menyambangi tujuh stage. Penonton terlihat fasih ikut menyanyikan “December”, “Listen”, “Gel”, “She Said”, “River Flows”, dan nomor-nomor lain mereka yang terkenal. Istimewanya, pertunjukkan kembang api HUT DKI Jakarta dari arah pantai terlihat dari area venue. Collective Soul rehat sejenak bersama para penonton sambil ber “Oooooh…” dan “Aaaaah…” menonton kembang api. Sebelum para penonton selesai terpesona melihat kembang api, Ed Roland dkk langsung melempar hits single mereka di tahun 90-an “Run”, sehingga menjadi pertunjukkan yang sempurna. Setelah mengakhiri set-nya dengan “World”, mereka akhirnya kembali lagi ke atas panggung untuk tiga lagu encore: “Counting the Days”, “Shine”, dan “Fly”.
Setelah dipuaskan dengan Collective Soul, penonton terbagi dua: menuju ke Tebs Stage untuk Koil yang menghajar penontonnnya dengan lagu-lagu andalan mereka seperti “Arsitek” dan “Aku Lupa Aku Luka”, dan menuju ke Rockin’land Stage untuk Hellogoodbye dengan lagu-lagu power pop-nya. Pertunjukkan hari pertama itu selesai sesaat sebelum pukul dua pagi. Rangkaian Festival Java Rockin’land masih dilanjutkan esok harinya, Minggu 23 Juni 2013 dengan Sugar Ray, Steelheart, Last Dinosours, dan Gossip sebagai headlinersnya. (Gis)
Photos by: Komang Adhyatma
Diterbitkan oleh KANALTIGAPULUH, 26 Juni 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar