Kamis, 06 Januari 2011

Mencari Gula di Cawan yang Salah


Semut-semut berbaris mendaki dinding keramik yang amat tinggi. Dari puncaknya menguar wangi manis yang sangat sedap. Berbekal niat yang muncul dari dalam benak yang tekberevolusi, mereka mencari serpihan gula dalam tetes-tetes teh yang lezat. Tiba-tiba muncul sepotong jari di udara, menyapu mereka dari tembok cawan. Satu persatu tumpang tindih menyusuri jejak mereka yang masih berbau semut, mereka tergulung dan menciut. Rasa sakit luar biasa membuat tiap-tiap semut bergelepar saat tubuh mereka terpilin. Antena dan kaki mencuat, sebagian tercerabut. Sebagian kawanan mendarat di atas meja yang luas dengan tubuh tertekuk, tertatih-tatih panik mencoba melarikan diri. Kemudian telapak tangan dengan jari yang sama datang dari langit, menginjak tubuh mereka hingga gepeng. Bangkai semut tersebar di atas meja. Di sapu lagi dengan lap. Berguguran ke lantai. Disingkirkan oleh sapu, menuju tong sampah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar