

Rocker sepanjang masa kita yang kedua adalah Michael “Olga” Algar, vokalis dan gitaris band Oi! The Toy Dolls. Keahliannya adalah membawa musik klasik ke dalam gig-gig punk, tidak pernah terlihat bertambah tua sejak umur 18 tahun, dan seakan tidak pernah menambah berat badan. Sejak 1979 ketika The Toy Dolls terbentuk, hidupnya dia abdikan untuk membuat musik dan tur dengan van.
Dia membentuk The Toy Dolls sebagai kuartet di tahun 1979. Ketika itu umurnya sekitar 16 tahun. Pertunjukkan pertama mereka adalah Mill View Social Club, Seaburn, Sunderland, Tyne and Wear, pada 20 Oktober 1979. Waktu itu, mereka terdiri dari Pete Zulu (Peter Robson) sebagai lead vocal, Olga pada gitar, Flip (Philip Dugdale) pada bass, dan Mr Scott (Colin Scott) sebagai drummer. Nggak berapa lama kemudian, Pete Zulu keluar untuk membentuk bandnya sendiri (yang nggak sukses), Zulu and The Heartaches. Kemudian posisinya diganti oleh seorang temen bernama Hud, tapi Hud juga langsung berhenti dari band setelah satu gig. Akhirnya Olga pun mengambil alih posisi lead vocal dan The Toy Dolls pun berubah konsep menjadi trio sampai sekarang.
The Toy Dolls langsung mendapat semacam local fan base di daerahnya dan langsung dikaitkan dengan kelompok Oi! yang lagi merajalela di waktu itu. Padahal menurut Olga sendiri, dia tidak pernah menganggap dirinya punk. Bahkan musik mereka berbeda dengan tipikal lagu-lagu Oi! yang singalongable. “Pada awalnya kami ikut dalam sebuah kompilasi band-band Oi. Ini adalah satu-satunya cara untuk mendapatkan perhatian khalayak pada waktu itu. Sebenarnya aku menyesal melakukan itu. Terjadi banyak salah paham karenanya.”
“We never called ourselves punk. We just called it Toy Dolls music.”lanjutnya.
Nggak tau gimana ceritanya, mereka berhasil teken kontrak sama EMI selama setahun. Tapi Olga dan teman-temannya sangat tidak menikmati rekaman dengan EMI. Mereka menyebutnya “Every Mistakes Imaginable”.
“Orang-orang di EMI menyuruh kami mengubah cara menyanyiku, mengubah musik kami, dan mengubah sound kami,” kata Olga, “Ketika rekamannya jadi, kami bahkan tidak dapat mendengarkannya. Kami hanya merekam sampah. Payahnya kami dikontrak selama setahun.”
Setelah kontrak yang menyebalkan dengan EMI selesai, mereka pindah ke Volume Records. Pada Natal 1982 mereka merilis lagu cover lagu anak-anak klasik, “Nellie the Elephant”, yang mencapai nomer 16 di UK Indie Singles Chart. Di tahun 1983, mereka merilis debut album Dig That Groove Baby.
Rilisan-rilisan ini mulai membawa mereka ke audiens yang lebih besar. Mereka mulai tur kemana-mana dengan van. Mereka juga mengadakan konser di seluruh dunia, termasuk Jepang yang menjadi negara favorit Olga. Mereka mulai terkenal dengan suara melengking Olga, kacamata kartun mereka, rambut mereka yang warna-warni, dan lagu-lagu mereka yang berlirik lucu. Lirik-lirik ini kebanyakan berdasarkan pengalaman nyata Olga dan cerita-cerita opera sabun favoritnya. Judulnya juga aneh-aneh, misalnya "Yul Brynner Was A Skinhead", "My Girlfriend's Dad's A Vicar" dan "James Bond Lives Down Our Street." Sering ada pengaturan rima dalam judul-judul mereka, misalnya "Peter Practice's Practice Place", "Fisticuffs in Frederick Street", dan "Neville is a Nerd". Mereka juga sering mengkover lagu-lagu klasik dan populer, misalnya “Toccata in Dm”, “Sabre Dance”, dan “Livin La Vida Loca”. Mereka juga membuat lagu-lagu jenius seperti “Drooling Banjo”, lagu instrumental orisinil yang kesannya mustahil ditemukan diantara onggokkan rekaman pang-pangan.
Walau di Inggris mereka tidak terkenal, mereka menjadi band yang berpengaruh besar di scene punk seluruh dunia. Selain itu, Olga juga mampu mempertahankan The Toy Dolls selama 30 tahun. “Padahal aku kira band ini hanya akan bertahan selama paling lama tiga tahun, lalu aku akan mendapatkan pekerjaan yang layak.”katanya.
Walaupun The Toy Dolls adalah band yang besar, para personelnya tidak bisa menggantungkan hidupnya hanya dari tour dan penjualan album saja. Olga sendiri memberikan kursus gitar. Gary Fun, bassisnya pada tahun 1997 mengajar musik di universitas, sedangkan drummer favoritnya, Marty, mempunyai toko alat musik. Para mantan personel The Toy Dolls yang lain juga punya pekerjaan beragam. “I think Dickie the drummer is playing with one of the guys from Deep Purple! Baz bass player is playing guitar with The Stranglers, Dicky bassist joined Leatherface, and Flip is driving a fork lift truck at a factory in Sunderland.”kata Olga.
Selama 30 tahun di The Toy Dolls, dia telah berkali-kali gonta-ganti basis, drummer, dan kru. Sampai tahun 2007, The Toy Dolls telah mempunyai 14 drummer dan 11 bassis yang berbeda. Menurut Olga, mereka tidak tahan dengan tur panjang yang berkelanjutan, lalu akhirnya menikah dan punya keluarga. Olga sendiri masih bujangan. Dia tidak menikah dan tidak ingin punya anak. “Usia 18 terlalu muda untuk punya anak.”katanya.
Sedikit sekali cerita tentang kehidupan pribadi Olga yang diangkat ke publik. Kita hanya tahu dia berasal dari Sunderland, Inggris. Dia punya seorang saudara perempuan dan saudara laki-laki, sedangkan orangtuanya telah meninggal ketika dia masih kecil. Selain itu Olga punya anjing kesayangan bernama Ashbrooke yang suka dia bawa ke studio. Anjing itu mati di tahun 1995 ketika dia sedang tour.
Olga mendapatkan nama panggilannya di waktu SD. “My surname is ALGAR, which quickly became OLGA, from way back in the school yard! Kids shoutin ALGAR…ALGA….OLGA, so there ya go, and its stuck with me since then!”tulisnya di website The Toy Dolls.
Olga paling suka makan kembang kol keju, nonton film horor, dan nonton opera sabun Inggris (“Coronation Street is my favourite.”). Sedangkan yang tidak dia sukai adalah anjing yang suka menggigit, udara dingin, dan udara panas. Olga suka semua jenis musik, tapi benci sekali musik disko.
Olga juga tidak suka mendengarkan musik untuk mencari influens. “Kalau kamu terlalu banyak mendengarkan musik, kamu akan terpengaruh dan meniru musik yang kamu dengarkan. Musikmu tidak akan jadi orisinil.”
Olga hanya mau mendengarkan lagu-lagu yang dia dengarkan di waktu kecil, misalnya band-band punk klasik Inggris. Selain itu, dia juga suka mendengarkan lagu-lagu klasik. Ketika berada di rumah, dia ingin ketenangan dan istirahat dari tour, cek sound, dan sagala horog-horog punk, jadi dia mendengarkan musik klasik dan opera. “The Clash dan Sex Pistols adalah band-band favoritku, tapi Mozart juga.”katanya. Karena kesenangannya itu, dia sering membuat kover lagu-lagu klasik seperti yang ada di album Orcastrated.
Band favoritnya adalah Peter & Test Tube Babies. Menurut Olga, gitaris band itu adalah “pemain gitar terbaik sedunia, lebih bagus daripada aku.”
Menurut Olga, dia tidak pernah puas dengan permainan gitarnya walau kebanyakan orang menganggapnya pemain gitar hebat. Dia juga tidak puas dengan banyak album The Toy Dolls, misalnya Orcastrated dan Bare Faced Cheek. Menurutnya, album yang terbaik adalah album pertama. “Ketika kamu membuat album pertamamu, kamu punya banyak waktu mengerjakannya. Kamu bisa menambahkan ini dan itu, mengurangi ini dan itu. Kamu bisa menggunakan seluruh hidupmu untuk membuat album pertama. Setelah album pertama keluar, kamu hanya punya sedikit waktu untuk album-album selanjutnya.”terangnya.
Istrumen Olga yang terkenal tentu saja Telecaster kuningnya itu. Walaupun fretnya sudah habis, dia tidak mau menggantinya, sampai-sampai orang-orang menyebutnya the fretless guitar. “Gitar ini adalah gitar rhythm terbaik. Aku hanya suka ada satu pemain gitar di sebuah band, jadi aku harus belajar jadi pemain gitar rythmy/soloist. Aku tidak suka solo gitar yang panjang.”
Menurut Matzi, kru setia The Toy Dolls, gitar Olga menggunakan system wireless dan Ibanez YS9 Tube Screamer yang adalah sebuah overdrive pedal. Efek ini hanya digunakan di beberapa ending lagu dan beberapa solo. Untuk amplinya, Olga menggunakan sebuah Marshall head JCM 800 Model 2230, 100 W Lead, mk2. Sedangkan untuk cabinet, dia menggunakan 4x12” Marshall 1960A.
Menurut Matzi, Olga bukan jenis musisi ngartis yang rewel. “Cuma kadang-kadang dia sedikit aneh. Contohnya dia sering kali mengecek apakah backdrop kami sudah dipasang secara simetris atau belum, sebelum dia mengecek sound gitarnya. Atau kadang-kadang dia memastikan permen karetnya ada di panggung sebelum dia tahu panggungnya sendiri ada di mana.”
Olga memang selalu mengunyah permen karet di atas panggung. Permen yang sering disebut “The White Sweet Olga Eats” ini adalah permen karet Inggris Meat Sweet. “It keeps your mouth fresh!”katanya. Menurut Matzi, “Dia punya sekoper penuh senar gitar cadangan dan permen karet di setiap tour.”
Pada tahun 2004, The Toy Dolls mengeluarkan “Our Last Album?” dengan “Our Last Intro?” dan “Our Last Outro?” di dalamnya. Setelah itu mereka mengadakan “Our Last Tour?”. Banyak spekulasi yang berkembang mengenai penamaan album dan tour ini. Banyak yang bilang Olga akan membubarkan The Toy Dolls, tapi ternyata kabar itu tidak benar. Pada tahun 2006, mereka masih mengeluarkan “Treasured Toy Dolls Tracks Live.”(gis/put)
wangunan olga banci....bokonge semok!!!
BalasHapushahahahahaha
Waseeemmm... perhatianmu pada bokong!
BalasHapus